Sayyidul Istighfar

Leave a Comment
SAYYIDUL ISTIGHFAR. Begitulah Rasulullah SAW menamakan lafadz istighfar yang dahsyat ini. Betapa tidak. Bagi yang membacanya pada waktu petang dan meninggal pada malam harinya maka dinyatakan berhak masuk surga. Demikian juga bagi yang membacanya di waktu pagi dan meninggal di hari itu maka akan menjadi penghuni surga. Begitulah jaminan yang diberikan Rasulullah SAW. Sayangkan kalau dilewatkan begitu saja? 

Alhamdulillah, saya mengetahui dan mengamalkan sayyidul istighfar ini sudah sejak puluhan tahun yang lalu. Bapak yang mengenalkannya. Memang tidak secara khusus mengajari atau meminta saya menghapal. 

Seingat saya, Bapak pertama kali membacakan hadits tentang sayyidul istighfar ini saat ceramah tarawih Ramadhan. Entah tahun berapa saya sudah agak lupa. Barangkali ketika saya usia SMP atau SMA. 

Setelah itu lafadz istighfar ini dijadikan wirid ba'da Shalat Maghrib dan Shalat Subuh di masjid. Masing-masing dibaca tiga kali. Pada awalnya kami mengulang penggalan lafadz yang dibaca Bapak. Setelah beberapa lama, tiba-tiba satu persatu kami hapal tanpa dituntun lagi. Sudah hapal di luar kepala. Metode menghapal yang sangat sederhana. Didengar berulang-ulang dan dibaca berulang-ulang. 

Begitulah kami, jamaah Masjid Al-Falah Dagen hapal dan rutin melafadzkan penghulunya istighfar ini. Orang tua, pemuda, maupun anak-anak semua hapal. Melafadzkan bersama-sama sebagai wirid setelah Shalat Maghrib dan Subuh. Hingga saat ini setelah puluhan tahun sejak kami mengenalnya. 

Sampai saat ini sebisa mungkin saya masih berkomitmen melanggengkan wirid ini. Insya Allah berusaha merutinkan setiap petang dan setiap pagi. Meskipun kadang lupa, terlewat tidak membacanya. 

Tidak ada yang tahu kapan Allah SWT memanggil kembali. Sudah seharusnya berjaga-jaga. Salah satunya dengan melanggengkan membaca sayyidul Istighfar. Semoga panggilan itu tidak datang ketika sedang lupa mengamalkan istighfar yang luar biasa ini. Tentu berharap kelak dapat menjadi penghuni surga sebagaimana jaminan yang diberikan Rasulullah SAW. 

Sebagaimana namanya, kandungan maknanya memang luar biasa. Bikin nggrantes. Menyadari ketidakberdayaan seorang hamba dihadapan Allah yang Maha Kuasa, Maha Penyayang, dan Maha Pengampun. 

Ada juga alasan lain yang bersifat pribadi. Menjaga mengamalkannya secara rutin untuk melanjutkan bakti kepada Bapak setelah beliau wafat. Bapak yang pertama kali mengajarkan bacaan sayyidul istighfar dan kedalaman maknanya. Semoga komitmen untuk rutin melafadzkan sayyidul istighfar ini akan terus mengalirkan pahala. Sebagai ilmu yang bermanfaat yang telah diajarkan Bapak. Salah satu amalan yang tidak akan terputus pahalanya, selain shadaqah jariah dan doa anak yang shaleh.

Semoga Allah SWT melapangkan kubur Bapak, meneranginya, dan menjadikannya bagian dari taman surga.    

للَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau, yang telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu. Dan aku diatas ikatan janji-Mu, dan aku berjanji kepada-Mu dengan segenap kemampuanku. Aku berlindung kepadamu dari segala kejelekan yang telah aku perbuat. Aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku. Dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau (HR. Bukhari).
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment