Menjelajahi Paduan Nuansa Mistis dan Pesona Eksotis Kampung Ratenggaro

Leave a Comment

Pulau Sumba bukan hanya dikarunia keindahan alam yang mempesona. Warisan budaya pun tetap terjaga hingga kini, memperkaya khasanah Pulau Sumba yang seakan tak pernah habis untuk dijelajahi. Salah satunya, Kampung Adat Ratenggaro yang berada di Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya. Terletak di pesisir barat Kabupaten Sumba Barat, berjarak sekitar 50 km dari Tambolaka. 

Kampung Ratenggaro masih mempertahankan warisan leluhur, baik dalam kepercayaan, bentuk fisik bangunan, sampai dengan tata cara penguburan bagi warga yang meninggal. Sebagaimana masyarakat Sumba pada umumnya, warga Kampung Ratenggaro berpegang pada kepercayaan Marapu, yang menekankan pada penghormatan kepada para leluhur. 


Rumah adat Ratenggaro berbentuk rumah panggung, tinggi menjulang bagai menara. Sejatinya, rumah adat itu memang merupakan rumah bertingkat. Paling atas dipakai untuk menyimpan benda-benda yang dianggap sebagai pusaka. Dibawahnya berfungsi seperti lumbung, untuk menyimpan hasil panen. Seterusnya, bangunan yang beralaskan lantai rumah panggung menjadi tempat tinggal penghuni rumah. Sedangkan bagian paling bawah, di kolong rumah digunakan untuk mengandangkan hewan ternak, umumnya babi.

Tak kalah menarik, memasuki Kampung Ratenggaro bagai menjelajahi lorong waktu yang melempar ke jaman megalitikum. Deretan kuburan batu berjajar menyambut kedatangan, sebelum melangkah masuk ke gerbang  kampung. Memang, tidak semuanya berbahan batu alami karena perkembangan jaman. Akan tetapi bentuk dan tata cara penguburan masih mengikuti tradisi leluhur. Terlebih ketika sudah berada di dalam kampung, kubur batu berukuran besar terbuat dari batu alami berdiri kokoh, menegaskan tradisi jaman megalitikum yang tetap terjaga.


Melangkahlah lebih jauh ke dalam Kampung Ratenggaro. Di bagian belakang, sebuah jurang yang tak terlalu dalam menjadi batas dengan lautan yang merupakan bagian dari Samudera Indonesia. Edarkan pandangan ke pasir pantainya yang tak kalah mempesona. Pasir putih terhampar dari batas laut sampai wilayah yang ditumbuhi perdu dan pepohonan menghijau. Ombak rutin menyapa bibir pantai, mengirimkan suara deburan sampai perkampungan.


Menyusuri bibir pantai akan dijumpai kubur batu leluhur kampung Ratenggaro. Meskipun usianya sudah ribuan tahun, kuburan batu itu tampak masih kokoh berdiri.


Oh ya, jika sedang beruntung, bisa menyaksikan pertarungan para ksatria Sumba. Menunggangi kuda-kuda Sumba yang terkenal gagah perkasa, para ksatria itu akan saling melempar lembing. Di atas kuda-kuda yang dipacu kencang, para ksatria adu ketangkasan mengendalikan kuda, melempar dan menghindari lemparan lembing. Sebuah atraksi yang mendebarkan, terlebih melihat cucuran darah para ksatria. Biasanya, permainan adat yang dikenal dengan nama Pasola itu dilaksanakan pada bulan Februari-Maret.


Berada di Kampung Ratenggaro, sungguh akan mendapatkan perpaduan nuansa mistis dan pesona alam yang sayang untuk dilewatkan.

#ingatanperjalanan, 11052018
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment