Mendaki Keindahan Bukit Lendongara di Sumba Barat Daya, NTT

Leave a Comment

Sumba, kuda, dan savana adalah cerita yang sulit dipisahkan. Pernah dengar tentang kuda sandelwood? Inilah jenis kuda pacu asli Pulau Sumba yang dikenal ketangguhan daya tahan dan kecepatan berlari. Saking bangganya, masyarakat Sumba pernah menghadiahkan kuda sandelwood kepada Presiden Jokowi.

Pulau Sumba memang ideal untuk pengembangan kuda. Betapa tidak. Di Pulau Sumba banyak terhampar padang savana yang luas. Menyusuri Pulau Sumba, di beberapa tempat akan dijumpai kumpulan kuda yang bebas berlarian di padang savana.

Sejatinya, cerita padang savana tidak hanya tentang kuda. Saat ini, padang savana telah menjadi ikon Pulau Sumba yang diangankan oleh para pencari keindahan. 


Bila sedang melakukan perjalanan ke Pulau Sumba melalui Bandara Tambolaka, sempatkan untuk menepi sejenak di Bukit Lendongara untuk memuaskan angan itu. Bukit Lendongara memang belum setenar Bukit Warinding ataupun Puru Kambera di Kabupaten Sumba Timur. Akan tetapi, jika hanya punya kesempatan mengunjungi Kabupaten Sumba Barat atau Sumba Barat Daya, jangan lewatkan Bukit Lendongara.

Akses menuju Bukit Lendongara cukup baik, beraspal sepanjang jalan meskipun di beberapa tempat terdapat sedikit kerusakan. Seperti layaknya perjalanan ke bukit, perlu menempuh jalan berliku dan mendaki. Untunglah tidak ada medan yang terlalu berat, baik tanjakan ataupun kelokan ekstrim untuk menuju Bukit Lendongara. Lokasinya pun tidak terlalu jauh. Memulai perjalanan dari Bandara Tambolaka ataupun Kota Tambolaka hanya perlu waktu kurang dari 30 menit.

Sesampainya di Bukit Lendongara, bersiaplah untuk berdecak kagum. Bukit berselimut rumput menghijau itu bagaikan hamparan permadani. Konon, jika sudah memasuki musim kemarau warna permadani itu akan berubah kecoklatan oleh rumput yang mengering. Tekstur Bukit Lendongara yang bergelombang menambah pesonanya. Bukit dan lembah berselang-seling bagaikan ombak abadi. Amati dengan seksama di daerah lembahnya. Meskipun cukup jauh, dengan mata telanjang masih bisa dikenali keberadaan sekumpulan kuda yang asyik merumput.

Rasakan juga hembusan anginnya yang menerpa wajah, mengirimkan kesegaran udara khas daerah pegunungan. Begitu segar. Begitu bebas melihat hamparan padang savana yang luas di bawah langit biru. Dijamin bakal betah untuk berlama-lama menikmati keindahan Bukit Lendongara.


Jika belum puas, datanglah ketika menjelang matahari bangun dari peraduannya. Semburat cahaya keemasan berangsur menggantikan kegelapan langit. Sejurus kemudian, rerumputan di Bukit Lendongara menampakkan wujudnya. Dan bayang-bayang Kota Tambolaka mulai terlihat di kejauhan. Hiruplah kesegaran udara pagi dan rasakan kehangatan mentari.

Bukankah ini cara yang tepat untuk memulai hari yang indah dengan penuh semangat?
Foto: Andreas, MiA1

#ingatanperjalanan,
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment