Menyelami Kesegaran dan Keindahan Tersembunyi Danau Weekuri, Sumba Barat Daya

Leave a Comment

Kawasan pesisir Pulau Sumba memang luar biasa. Tentu saja, keindahan deretan pantainya dengan keunikan masing-masing, tak perlu diragukan lagi. Bahkan, bukan hanya pantainya. Bergeserlah sedikit ke arah daratan. Selain kampung adat Ratenggaro, ada keunikan dan keindahan lain yang tidak boleh dilewatkan: Danau Weekuri.

Lokasinya tidak terlalu jauh dari Tambolaka, ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya. Hanya sekitar 60 m dan dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalanan kendaraan bermotor.  Medan perjalanannya pun relatif mudah tanpa kelokan ataupun tanjakan tajam. Hanya saja, tidak cukup informasi yang menunjukkan arah ke Danau Weekuri. Terlebih lagi, untuk mencapainya perlu melewati jalan perkerasan batu di wilayah perkampungan dan perkebunan penduduk.

Jadilah Danau Weekuri sebagai keindahan yang tersembunyi. Selain mengikuti petunjuk google maps mengandalkan GPS, tak perlu segan untuk menggunakan GPS alami, yaitu "gunakan penduduk setempat" untuk bertanya. Masyarakat akan dengan senang hati memberitahu arah menuju Danau Weekuri. Jika pengin yang lebih mudah lagi, menggunakan mobil rental adalah pilihan tepat. Para driver mobil rental dijamin hapal akses menuju Danau Weekuri, bahkan mampu mencari jalan-jalan alternatif di perkampungan untuk mendapatkan akses terpendek.


Sesampainya di batas parkir kendaraan, melangkahlah beberapa meter. Di balik kerimbunan pepohonan, keindahan Danau Weekuri mulai terkuak. Dikelilingi karang yang kokoh, sebuah danau dengan air sebening kristal membuncahkan keinginan untuk segera merasakan kesegarannya. 

Tidak perlu terburu-buru turun ke airnya yang bening memperlihatkan dasarnya yang berpasir putih. Meskipun berat, cobalah menahan barang sejenak. Lemparkan pandangan ke sekeliling, rasakan hembusan angin dan dengarkan deburan ombak. Ya, sejatinya danau ini lebih tepat disebut sebagai laguna. Air Danau Weekuri memang berasal dari laut, menerobos di sela-sela karang di sisi barat yang menjadi dinding pembatas. 


Ikutilah jalur  ke arah batas lautan tanpa perlu khawatir dengan permukaan karangnya yang tajam. Sebuah jalan setapak dari kayu telah dibangun mengelilingi areal danau. Berjalanlah hingga batas karang yang berhadapan dengan laut lepas. Begitu luas, seluas mata memandang hingga batas garis cakrawala. Laut biru dengan ombaknya yang tak bosan menghempas dinding karang inilah yang setia mengisi ulang Danau Weekuri, menjaga airnya tetap segar.


Balikkan badan untuk melihat ke arah Danau Weekuri. Dari ketinggian, terpampang sebuah danau yang meskipun tidak begitu luas tetapi menawarkan keindahan yang membuat berdecak kagum. Airnya yang berwarna biru kehijauan memantulkan cahaya matahari, jernih sebening kristal.


Puas menjelajahi wilayah daratan, saatnya merasakan kesegaran Danau Weekuri. Sejurus kemudian terasa ada yang unik. Ya, benar. Air Danau Weekuri memang berasa asin. Tidak mengherankan, karena memang berasal dari air laut yang menerobos sela-sela karang. Yang membedakan, jika di luar karang pembatas ombak menghempas dengan kuat, di Danau Weekuri airnya begitu tenang. Benar-benar menyegarkan berendam di Danau Weekuri, bagaikan sedang berenang di kolam pribadi.


Menikmati kesegaran Danau Weekuri paling pas ketika matahari sudah bergeser ke arah barat. Meskipun dikelilingi pepohonan yang rindang, tetap saja terasa panas ketika matahari masih di atas kepala. Terlebih lagi, bonus menyaksikan matahari tenggelam di cakrawala sayang kalau dilewatkan.


#ingatanperjalanan, 11052018
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment