Mendaki Keunikan Bekas Tambang Gamping di Photorium Bukit Patrum, Klaten

Leave a Comment

Indikasi keberhasilan kebijakan pembangunan dari desa dapat dilihat dari tumbuhnya inisiatif masyarakat lokal membangun desanya. Muncullah gerakan pembangunan yang berbasis komunitas untuk mengoptimalkan potensi sumber daya lokal, tak terkecuali pengembangan potensi wisata.

Tak mau ketinggalan, masyarakat Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah mengolah potensi sumber daya alamnya. Adalah bekas tambang batu kapur (gamping) yang sudah beroperasi sejak jaman Belanda yang didorong menjadi ikon daya tarik wisata berbasis komunitas.

Kegiatan penambangan batu kapur memang sudah lama meredup. Namun Bukit Patrum meninggalkan warisan bekas penambangan yang unik. Salah satunya, di puncak batuan yang berbentuk seperti menara, berdiri kokoh sebuah bangunan. Dahulu, ketika masih dikelola pihak kolonial Belanda, bangunan sempit itu dijadikan sebagai tempat penyimpanan dinamit. Sekarang, masyarakat lebih mengenalnya sebagai omah demit. Entah untuk memudahkan penyebutan kata dinamit, atau karena bangunan yang dapat dilihat dari kejauhan karena posisinya di ketinggian itu sudah lama kosong tanpa aktifitas. Terkesan misterius. Meskipun terlihat masih utuh tetapi tidak ada akses untuk mencapainya.

Sadar akan keunikan potensi tersebut, masyarakat Desa Krakitan bergotong-royong memoles Bukit Patrum. Akses pendakian dimodifikasi untuk memudahkan kegiatan menuju puncak Bukit Patrum. Sejumlah gazebo dibangun sebagai tempat istirahat untuk menambah kenyamanan pengunjung. Kerja keras masyarakat tersebut mendapat apresiasi dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo yang langsung meresmikan sebagai obyek wisata pada 28 Oktober 2017.


Akses untuk mencapai Bukit Patrum terbilang mudah. Lokasinya pun tidak terlalu jauh dari stasiun kereta api Klaten. Terlebih lagi, kini Klaten memiliki terminal bis yang baru, Terminal Ir. Soekarno yang dibangun tidak jauh dari stasiun kereta api. Bukan hanya masyarakat Klaten yang dimudahkan, bahkan warga dan wisatawan dari Jogyakarta dan Solo juga dimudahkan untuk menjangkaunya, baik menggunakan kendaraan pribadi, kereta api maupun bis antar kota. Dari terminal tersebut, tempuhlah perjalanan menyusuri Jl. Jombor Indah. Setelah melewati bangunan RSUD Bagas Waras Kota Klaten, teruslah menuju arah Pasar Jimbung yang berjarak sekitar 5 km dari terminal. Memang belum terdapat penunjuk jalan ke arah Bukit Patrum. Akan tetapi, ketika menyusuri jalan beraspal mulus yang dikelilingi area persawahan menuju Pasar Jimbung, di ketinggian bukit jelas terpampang tulisan "Photorium Bukit Patrum" yang sengaja dibuat sebagai penanda. Sebuah jalan kecil di sebelah Pasar Jimbung yang dilengkapi dengan portal dan gardu penjagaan menegaskan sudah sampai di lokasi. Bayarlah retribusi yang sangat murah sebelum masuk ke parkiran dan mulai menjelajah keunikan Bukit Patrum.


Keunikan-keunikan yang tercipta dari perpaduan sejarah panjang pengelolaan tambang gamping dan tekstur batuan yang terbentuk dari proses penambangan itulah yang menjadi daya pikat Bukit Patrum. Berada di Bukit Patrum, dijamin tak tahan dengan keinginan berfoto dengan latar belakang tekstur batu kapur yang unik atau dengan latar belakang lanskape hijau nan luas. Itulah mengapa masyarakat menamai ikon wisata Desa Krakitan tersebut dengan Photorium Bukit Patrum.


#ingatanperjalanan, 24122017
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment