Jalur Mudah Masuk Surga Cara Mbah Hamid

Leave a Comment
Gus Baha, dalam salah satu ceramah yang saya dengar dari sebuah video, bercerita tentang amalan yang diajarkan Mbah Hamid. Potongan video pendek itu memang tidak menjelaskan lebih lanjut tentang Mbah Hamid. Dugaan saya, Mbah Hamid yang dimaksud Gus Baha adalah KH. Abdul Hamid. Meskipun lahir di Lasem, Rembang, kiai kharismatik itu lebih dikenal sebagai Kiai Abdul Hamid Pasuruan karena mengasuh pesantren hingga meninggal dan dimakamkan di Kota Pasuruan, Jawa Timur.

Mbah Hamid, kata Gus Baha, sering meminta jamaah yang datang untuk menghafal Al-Qur'an. Padahal jamaah yang sowan mbah Hamid itu kebanyakan sudah masuk golongan usia tua. Sudah sepuh-sepuh

Apakah Mbah Hamid mengajarkan metode cepat untuk bisa hafal Al-Qur'an? Atau Mbah Hamid memiliki karomah membuat orang hafal Al-Qur'an seketika? Ternyata tidak. Mbah Hamid bahkan tidak menetapkan target waktu untuk menghafal Al-Qur'an.  

Hasilnya sudah bisa diduga. Ada jamaah Mbah Hamid yang baru mulai proses menghafal sudah meninggal dunia. Jamaah lain hanya hafal 1 juz saat ajal datang. Ada juga yang sanggup menyelesaikan hafalan sampai 4 juz, dan seterusnya. 

Secara logika, tentu Mbah Hamid menyadari jamaahnya bakal sulit menyelesaikan hafal Al-Qur'an 30 juz. Lantas, apa hikmah dari amalan yang diajarkan Mbah Hamid? Ternyata, dengan meminta menghafal Al-Qur'an yang butuh waktu, Mbah Hamid ingin agar jamaahnya mendapat kemudahan jalan masuk surga. Mbah Hamid, kata Gus Baha berpegang pada sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

"Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga".

Begitulah cerita Gus Baha. Mbah Hamid meyakini bahwa selama seseorang sedang dalam proses menghafal Al-Qur'an, maka orang tersebut sedang menempuh jalan mencari ilmu. Inilah jalur mudah masuk surga yang diajarkan oleh Mbah Hamid. 

Tentu saja banyak amal lain sebagai jalan untuk mencari ilmu. Bahkan banyak amalan lain yang bisa mengantar masuk surga. Namun, amalan menghafal Al-Qur'an yang diajarkan Mbah Hamid ini menarik karena berpotensi menjadi proses pembelajaran sepanjang hayat.

Meskipun saat ini banyak inovasi metode menghafal Al-Qur'an secara cepat, namun kemampuan setiap orang berbeda-beda. Kalaupun ternyata sudah bisa menyelesaikan hafal 30 juz, masih perlu terus menjaganya dengan murajaah. Perlu mengulang-ulang membaca dan menghafal agar hafalan tidak hilang karena sifat lupa yang dimiliki manusia. Dan itu berarti, proses mencari ilmu akan terus dilakukan selama hayat masih dikandung badan. 

Terlebih lagi, jika kita bersedia meluangkan lebih banyak perhatian untuk belajar Al-Qur'an. Banyak banget hal yang bisa menjadi jalan belajar Al-Qur'an selain dengan menghafalnya. Pertama, memperbaiki bacaan dengan menyempurnakan pengucapan huruf (makharijul huruf) dan kaidah tajwid lainnya yang biasa dikenal dengan istilah tahsin Al-Qur'an. Kedua, belajar bahasa Arab yang lebih difokuskan untuk membaca kitab berbahasa Arab agar ketika membaca Al-Qur'an lebih bisa mengerti artinya. Ketiga, mengikuti kajian tafsir Al-Qur'an agar lebih paham maknanya mengingat Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia. Tanpa paham maknanya, akan sulit untuk bisa mendapat petunjuk dari Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia.

Semua proses belajar itu, baik menghafal, membaca secara benar, mengerti arti, dan memahami maknanya insyaallah akan menjadi proses pembelajaran agar lebih mencintai Al-Qur'an dan lebih bersemangat mengamalkannya.

Sebagaimana yang diajarkan Mbah Hamid, tidak ada kata terlambat untuk mulai menghafal Al-Qur'an. Saat ini, berapa pun usia kita, adalah saat yang tepat untuk mulai menghafal Al-Qur'an. Sambil terus menjaga niat agar dengan menghafal Al-Qur'an itu senantiasa berada di jalur para pencari ilmu. Agar ketika panggilan itu datang, Allah ridlo dan memberikan kemudahan jalan masuk surga.

Syukur-syukur bisa sampai hafal 30 juz. Mungkin juga, di sisa usia ini hanya hafal beberapa juz atau bahkan mungkin beberapa halaman. Tak mengapa. Nikmati saja prosesnya selama hayat masih dikandung badan. 

Maturnuwon Mbah Kiai Hamid. 
Maturnuwon Gus Baha.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment